25/04/13

Twitterland

        Entah kenapa dunia twitter belakangan ini mulai kurang asik. Bukan karena apa, sudah semakin banyak orang menjadikan twitter sebagai ajang sindir-sindiran atau ajang menjelek-jelekan, entah itu untuk urusan pertemanan, perkerjaan, atau malah urusan percintaan. Mending kalau menyindir dengan kata-kata yang enak untuk dibaca, ini justru membuat risih Si Pembaca. Ada yang mengekspresikan kekecewaan atau kemarahan dengan kata yang kasar, bahkan cenderung kotor.

          Sebagai pengguna twitter di akun @aswantorizki, gue merasa agak risih dengan pengguna twitter yang sudah gue sebutkan tadi. Entah kenapa gue merasa mereka yang mengekspresikan kekecewaaan atau kemarahannya di twitter dengan kata-kata kasar dan kotor merupakan orang-orang yang tidak memiliki attitude. Ibaratnya, mengekspresikan kekecewaan dan kemarahannya di twitter dengan kata-kata yang kasar dan kotor itu sama aja kayak ML di tempat umum. Puasnya dapat, malunya juga dapat.

          Mungkin mereka bisa menggunakan alasan seperti, "twitter twitter gue, ya suka-suka gue dong mau ngetweet apa!!" Itu terserah. Menurut gue itu sama aja kayak alasan orang yang ketahuan kentut tapi tetep besikeras nggak mau mengaku kalau dia yang kentut. Alasan yang menurut gue bukan alasan yang masuk dilogika, semacam alasan suka-suka.

          Yah, ini cuma keluh kesah gue aja sebagai pengguna twitter. Mau setuju boleh, kalau nggak setuju ya nggak apa-apa. Bukan nggak boleh menyindir atau apapun itu jenisnya di twitter, tapi ya nggak gitu juga caranya. Menyindir itu nggak mesti dengan kata-kata kasar, apalagi kotor. Menyindir dengan kata-kata yang biasa aja kan bisa. Intinya nggak menyampah di timeline orang lain dan membuat risih Si Pembaca.

             

12/12/12

Aku Ingin Bersama Selamanya


Ketika tunas ini tumbuh
Serupa tubuh yang mengakar
Setiap nafas yang terhembus adalah kata
Angan, debur dan emosi
Berpadu dalam jubah berpautan

Tangan kita terikat,
Lidah kita menyatu,
Maka setiap apa terucap
Adalah sabda pandita ratu

Ah, di luar itu pasir
Di luar itu debu
Hanya angin meniup saja
Lalu terbang, hilang, tak ada
Tapi kita tetap menari
Menari, cuma kita yang tahu

Jiwa ini tandu
Maka duduk saja
Maka akan kita bawa semua
Karena kita adalah satu

16/10/12

Tentang Seseorang



Aku lari ke hutan, kemudian menyanyiku
Aku lari ke pantai, kemudian teriakku
Sepi-sepi dan sendiri
Aku benci

Aku ingin bingar,
Aku mau di pasar
Bosan Aku dengan penat,
Dan enyah saja kau pekat
Seperti berjelaga jika Ku sendiri

Pecahkan saja gelasnya biar ramai, biar mengaduh sampai gaduh,
Ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih,
Kenapa tak goyangkan saja loncengnya, biar terdera

Atau aku harus lari ke hutan belok ke pantai?
Enyah saja kau pekat
Seperti berjelaga jika kusendiri
Bosan aku dengan penat

Ada Apa Dengan Cinta



Perempuan datang atas nama cinta
Bunda pergi karna cinta
Digenangi air racun jingga adalah wajahmu
Seperti bulan lelap tidur di hatimu
Yang berdinding kelam dan kedinginan

Ada apa dengannya
Meninggalkan hati untuk dicaci
Lalu sekali ini aku melihat karya surga
Dari mata seorang hawa

Ada apa dengan cinta
Tapi aku pasti akan kembali
Dalam satu purnama
Untuk mempertanyakan kembali cintanya.
Bukan untuknya, bukan untuk siapa
Tapi untukku
Karena aku ingin kamu, itu saja.